Pembentukan Pusat Perkebunan Negara (PPN) merupakan gabungan dari perusahaan perkebunan kelapa sawit asing milik Belanda yang memiliki Bagian Penelitian di Marihat, yang disebut Bagian Penasehatan Pertanian.
Avros (Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkust van Sumatera).
Reorganisasi berdasarkan jenis komoditi, terbentuk PPN Karet, Gula, Tembakau, serat, dan Aneka Tanaman. PPN Aneka Tanaman terdiri dari kelapa sawit, teh, kina, coklat, pinus, kapuk, dan lainnya.
Terbentuk Pusat Penelitian Aneka Tanaman Sumatra (PUPENAS) di Marihat, Pematang Siantar berdasarkan SE No. 57/III/1007/AT/64 tertanggal 6 Juni 1964.
PUPENAS dan Belanda mengumpulkan, mengevaluasi, dan merehabilitasi kebun percobaan di Tinjowan, Dolok Sinumbah, Gunung Bayu, Pulau Raja, Pabatu, dan Sawit Sebrang.
PUPENAS diganti nama menjadi Marihat Research Station (MRS) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 185/Kpts/OP/8/1968.
MRS diganti nama menjadi Pusat Penelitian Marihat (PPM) atas perintah Menteri Pertanian.
Introduksi E. guineensis Jacq. dan E. melanococca dari Pantai Gading (Côte d’Ivoire), Cameroon, Zaire, Columbia, Brazil, dan lainnya.
PPM dipercaya membuat rekomendasi pemupukan secara rutin ke PNP/PTP, swasta asing/nasional, dan perkebunan rakyat.
Pembentukan Pusat Penelitian Kelapa (PPK) pada 2 Januari 1982 berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi PT. Perkebunan II, Direksi PTP VI, dan Pimpinan PTP VII. Pembentukan tersebut sebagai tindak lanjut Instruksi Menteri Pertanian No. 901/Mentan/XI/1981.
Introduksi dan pelepasan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS) Elaeidobius kamerunicus untuk melestarikan lingkungan perkebunan.
PPM menyediakan benih kelapa sawit berupa kecambah untuk kebutuhan perkebunan besar dan rakyat sesuai ketetapan Pemerintah RI dengan SK Menteri Pertanian RI No.: KB-320/261/KPTS/5/1984 dengan kapasitas 38 juta benih.
PPM menjadi Pusat Penelitian Perkebunan Marihat (Puslitbun-Marihat) berdasarkan keputusan Rapat Anggota AP3I. Dalam waktu yang bersamaan PPK diserahkan pengelolaannya ke AP3I dan berganti nama Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala (Puslitbun-Bandar Kuala).
Puslitbun-Marihat sebagai produsen/sumber benih kakao lindak hibrida.
Penggabungan Puslitbun Marihat, Bandar Kuala, dan Medan Menjadi Pusat Penelitian Kelapa Sawit pada 24 Desember 1992 berdasarkan surat keputusan ketua DPH-AP 31 No. 084/Kpts/DPH/XII/1992.