Harga CPO Pasar Global yang Lemah Tak Mampu Stimulasi Pasar Ekspor

Harga CPO Pasar Global yang Lemah Tak Mampu Stimulasi Pasar Ekspor

11 Nov, 2014

Harga CPO Pasar Global yang Lemah Tak Mampu Stimulasi Pasar Ekspor

SIARAN PERS

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Harga CPO Pasar Global Yang Lemah Tak Mampu Stimulasi Pasar Ekspor

Harga minyak nabati dunia yang terus melemah termasuk Crude Palm Oil (CPO) tidak mampu menstimulasi ekspor CPO Indonesia. Hal ini tergambar pada kinerja ekspor CPO dan turunannya pada September ini hanya mampu mencapai 1,695 juta ton atau turun 1,6% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 1,72 juta ton. Secara year on year kinerja ekspor dari Januari-September 2014 juga tercatat turun 1,75% dibanding dengan tahun lalu priode yang sama yaitu dari 15,3 juta ton per September 2013 menjadi hanya 15 juta ton per September 2014. Penurunan kinerja ekspor ini dikarenkan daya beli negara tujuan ekspor (China dan India) yang lemah. Meskipun harga sudah murah dan bea keluar juga sudah rendah dibandingkan bulan sebelumnya, juga tak mampu mendongkrak ekspor CPO Indonesia. Lemahnya permintaan dari negara tujuan ekspor karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara tujuan utama ekspor dan harga minyak nabati lainnya juga yang rendah (kedelai) sehingga CPO sebagai minyak substitusi tidak dapat bersaing. September ini, volume ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat turun mencapai 185 ribu ton atau 38% dibandingkan dengan bulan lalu, dari 490 ribu ton pada Agustus lalu menjadi 305 ribu ton pada September 2014. Secara year on year, kinerja ekspor minyak sawit Indonesia ke India tercatat turun sebanyak 26% dari 4,5 juta ton per Januari-September 2013 menjadi 3,3 juta ton periode yang sama tahun 2014. Turunnya kinerja ekspor ke India disebabkan berbagai hal seperti pemerintah India yang menaikkan terif bea masuk inpor minyak sawit, lemah nilai tukar mata uang Rupee terhadap Dollar AS dan Inflasi India yang tinggi. Hal yang sama juga terjadi dengan China. Volume ekspor minyak sawit September 2014 hanya mampu mencapai 56,26 ribu ton atau turun 31% dibandingkan dengan bulan lalu yaitu 81 ribu ton. Secara year on year, kinerja ekspor ke China juga tercatat turun 10% dari 1,77 juta ton Januari-September 2013 menjadi 1,60 juta ton periode yang sama seperti India, kesulitan pinjaman bank, selain itu negeri Panda ini juga mengeluarkan regulasi baru standar residu pestisida termasuk untuk minyak makan. Volume ekspor minyak sawit Indonesia ke negara Eropa juga tercatat menurun 12% dari 341 ribu ton pada Agustus lalu menjadi 302 ribu ton. Hal yang sama juga terjadi ke negara Pakistan yang tergelincir 7% dari 194 ribu ton pada Agustus menjadi 181 ribu ton pada September 2014. Sementara itu, hal yang cukup menarik adalah volume ekspor ke Amerika Serikat, September 2014 ini volume ekspor ke negeri Paman Sam meningkat 86% dari 36,9 ribu ton pada Agustus menjadi 68,8 ribu ton pada September 2014. Hal ini menarik karena produksi kedelai di Amerika Selatan melimpah dan harga kedelai yang murah. Komoditas kelapa sawit bukanlah satu-satunya komuditi yang berada pada posisi harga yang lesu, komoditas minyak nabati lainnya juga mengalami hal yang sama, seperti kedelai, rapeseed dan biji bunga matahari. Melamahnya harga komoditi-komoditi karena daya beli yang lemah dan produksi meningkat serta stok yang melompah. Dari sisi harga, harga rata-rata CPO di Rotterdam pada September 2014 bergerak di kisaran US$ 680-US$ 730 per metrik dengan harga rata-rata bulan Agustus US$ 753 per metrik ton. Harga harian CPO di pasar global (Cif Rotterdam) tercatat terus tergerus mulai pekan pertama hingga pekan ketiga Oktober ini, harga hanya bergerak di kisaran US$ 695-US$ 730 per metrik ton. Sampai pada akhir bulan harga CPO diperkirakan akan stagnan. GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir Oktober akan cendrung bergerak di kisaran harga US$ 700-US$ 730 per metrik ton. Sementara itu Harga Patokan Ekspor Oktober 2014 ditentukan oleh Kementrian Perdagangan sebesar US$ 640 dan Bea Keluar 0% dengan referensi harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 710 per metrik ton. Dengan melihat tren harga CPO global yang bergerak dibawah US$ 750 per metrik ton, GAPKI memperkirakan harga Bea Keluar untuk Oktober akan tetap 0%.  

Jakarta, 21 Oktober 2014 Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  

Infromasi lebih lanjut, hubungi :  

Fadhil Hasan Direktur Eksekutif GAPKI Tel. 021-57943871, Fax. 021-57943872

Share Article:

Previous Post Next Post

Other News