Kunjungan Tim Peneliti Uni Eropa dalam Rangka Studi Awal Proses Rantai Nilai di Industri Kelapa Sawit Indonesia

Kunjungan Tim Peneliti Uni Eropa dalam Rangka Studi Awal Proses Rantai Nilai di Industri Kelapa Sawit Indonesia

25 Mar, 2019

Kunjungan Tim Peneliti Uni Eropa dalam Rangka Studi Awal Proses Rantai Nilai di Industri Kelapa Sawit Indonesia

Perwakilan dari Uni Eropa, Verina Ingram (Wageningen University) dan Connor Walsh (University of Greenwich), didampingi oleh Agus Setyarso, dosen Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta berkunjung ke Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) pada Jumat, 8 Maret 2019. Kunjungan tersebut merupakan kegiatan awal dari studi value chain analysis yang sedang dilakukan oleh Uni Eropa terkait industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Value chain analysis yang akan dilakukan adalah untuk memperoleh informasi mengenai rantai nilai (nilai tambah) bahan pangan di beberapa negara berkembang, dengan kelapa sawit sebagai fokus utama di Indonesia. Informasi yang dikumpulkan berupa peran industri perkebunan kelapa sawit pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan, Informasi tersebut dikumpulkan dari pemerintah dan stakeholder yang berkecimpung di dunia perkelapasawitan, di antaranya yaitu PPKS.

 

Pertemuan Tim Peneliti Uni Eropa dengan Tim Peneliti PPKS Terkait Kelapa Sawit

 

Dalam kunjungan tersebut, Connor Walsh menyebutkan, bahwa mereka ingin mengetahui informasi carbon balance yang terdapat di perkebunan kelapa sawit, baik milik negara, swasta, maupunrakyat. Akan tetapi, mereka terkendala dengan ketersediaan data dan software untuk penilaiannya. Hal ini karena implementasi life cycle assessment di industri kelapa sawit Indonesia masih tergolong baru. Oleh karena itu, dalam memperoleh informasi yang tepat, PPKS merekomendasikan Uni Eropa dapat bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Selain itu, Verina Ingram, juga mempertanyakan efek sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) di perkebunan rakyat. Untuk mendapatkan sertifikasi, pekebun rakyat harus tergabung ke dalam suatu organisasi seperti kelompok tani. Dengan adanya sertifikat ISPO/RSPO, artinya perkebunan rakyat tersebut diakui telah menerapkan best management practice. Hasil akhir dari value chain analysis adalah untuk mengidentifikasi sinergi dalam menemukan bagaimana situasi saling menguntungkan diantara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan pada industri kelapa sawit. Di masa yang akan datang diharapkan tumbuhnya peluang untuk terbukanya inisiatif baru, termasuk investasi di bidang kelapa sawit dari Uni Eropa.

Share Article:

Previous Post Next Post

Other News